Memahami Kulit sebagai Sistem Pertahanan Si Kecil
23 July 2020
Kulit merupakan organ tubuh terbesar, berkontribusi hingga 12-24% dari bobot badan hewan, dan tergantung spesies maupun umur.
Nah, fungsi kulit sendiri juga cukup banyak loh, bisa sebagai pertahanan utama dari lingkungan, regulasi suhu tubuh, produksi pigmen kulit dan vitamin D, serta menghasilkan persepsi sensoris.
Menurut Moriello (2020) struktur kulit secara konsisten meliputi epidermis (bagian terluar), zona membran basal, dermis (bagian kulit), system appendageal, otot subkutan, dan lemak.
Berbicara tentang epidermis, bagian inilah yang sangat berperan memberi perlindungan dari lingkungan luar. Epidermis memiliki beberapa sel-sel khusus, yaitu keratinosit (fungsi utama sebagai barrier) yang diproduksi langsung oleh zona membran basal, serta mengatur pertumbuhan dan pembaruan sel-sel kulit, namun hal ini tergantung dari faktor nutrisi, hormonal, jaringan, sel imun kulit, serta genetik si Kecil.
Tidak heran ketika si Kecil memiliki penyakit atau mengalami peradangan, keseimbangan nutrisi terganggu dan berimplikasi pada pertumbuhan dan pembaruan sel-sel kulit. Ketika Si Kecil mengalami stress lingkungan, hormon glukokortikoid juga berimplikasi pada penurunan aktivitas mitosis sel-sel kulit loh Kak!
Ingat ya, karena lokasi keratinosit itu di zona membran basal, maka setiap mitosis akan bermigrasi ke atas dan mengalami proses kompleks ‘kematian sel terprogram’ (apoptosis) yang disebut dengan keratinisasi. Hasil proses ini dikenal dengan stratum corneum yang merupakan Pion Terluar sebagai barrier pencegah kehilangan cairan, elektrolit dan nutrisi, serta sebagai barrier pencegah invasi agen infeksius dan berbahaya bagi tubuh. Kolaborasi struktur keratin diatas dengan kandungan lemak dan protein di kulitlah yang berperan penuh dalam fungsi barrier ini.
Selanjutnya adalah sel khusus Langerhans, merupakan sel dendritic mononuclear yang terlibat erat dalam mengatur system kekebalan kulit. Sel Langerhans di kulit memiliki kemampuan khusus dalam hubungannya dengan system kekebalan komplek. Ketika ada invasi benda asing antigenik atau alergenik, ia memprosesnya dan berkolaborasi dengan sel T local dan nodal (sel imun limfosit T) untuk menginduksi reaksi kompleks yang dikenal dengan hipersensitivitas.
Jadi, kalau kamu alergi tumbuhan, bahan alergenik tertentu tertangkap oleh sel Langerhans kulitmu, dan dalam hitungan menit terjadi reaksi kompleks hipersensitivitas yang ditandai dengan kemerahan, panas, gatal, atau biduran (urtikaria).
Oh ya! Ingat jika vitamin D dapat terbentuk oleh kulit? Yup, epidermis juga merupakan tempat dimana terdapat precursor vitamin D yang dikenal Vit D, 7 – dehydrocholesterol.
Editor: Miko Widodo
Referensi:
Moriello K. 2020. The Integumentary System in Animals. MSD Vet Manual. https:// www.msdvetmanual.com/integumentary-system/integumentary-system-intro duction/the-integumentary-system-in-animals. Di Akses pada 21 July 2020.
Comments