top of page
Gambar penulisMaxim Vet

Manage and Treat: Alergi Pakan pada Hewan

Diperbarui: 13 Mei



Daily snack untuk anjing

Alergi Pakan pada Hewan:

atopic dermatitis

 

Drh Gusnanda Maori

Modified, 27 Dec 2021



Hello Pawrents! Pernah mendengar istilah food allergy? Yup! Betul banget..

Alergi yang disebabkan oleh suatu kandungan makanan tertentu. Nah, kali ini kita membahas tentang alergi pakan pada Anjing dan Kucing.


Merujuk pada VCA Hospital*, istilah alergi pakan merupakan suatu reaksi tubuh yang dimediasi oleh imun sebagai respon melawan antigen yang terkandung pada makanan tertentu. Artinya, fenomena alergi ini berkaitan langsung dengan sistem kekebalan si kecil yang secara otomatis menimbulkan “perang” melawan antigen atau protein spesifik dalam kandungan makanan si Kecil.


Kondisi Hewan dikatakan alergi suatu bahan makanan bila ia mengonsumsi satu jenis bahan dan mengakibatkan reaksi imun secara cepat, dan akan selalu terulang atau kambuh dengan ‘satu jenis’ bahan makanan saja.


Bahan kandungan makanan tersebut umumnya adalah protein, dan bisa berupa daging sapi, ikan, ayam, dan berbagai produk diary lainnya. Apakah alergi ini diwariskan? Jawabannya tidak!


Alergi adalah proses alami tubuh yang memiliki sensitifitas terhadap protein tertentu. Belum ada penelitian yang mengungkap mengapa alergi terbatas pada satu individu saja. Kita belum mengetahui mengapa si Hewan A mengembangkan alergi dan si Hewan B tidak.


Namun, faktor penting yang sangat memengaruhi pengembangan alergi pakan pada hewan adalah genetik , dan kebanyakan hewan akan mengalami alergi pakan yang serupa, dan berpeluang mengalami alergi lingkungan yang serupa, dikenal dengan atopic dermatitis atau alergi inhalan.


Alergi Pakan pada Hewan

Gejala pada hewan dengan alergi selalu bersifat kronis, kegatalan dan peradangan kulit menahun. Secara khas terjadi disekitar wajah, kuping, perut, ketiak, dan paw kaki. Kemerahan pada sela jari-jari kaki, hingga kucing sering menggigitnya atau over-groom hingga mengalami kebotakan dan luka, juga tanda ia mengalami kondisi alergi. Hewan yang mengidap alergi mungkin mengembangkan infeksi rekuren pada kulit dan telinga. Alergi pakan juga dapat mengakibatkan hewan dengan gejala pencernaan seperti muntah dan diare. Kucing akan menggaruk area rectum dan scooting.


Diagnosis dan Pengobatan dilakukan dengan menilai kualitas gejala alergi menahun yang terjadi. Karena suatu tanda kegatalan menahun tidak hanya disebabkan oleh alergi pakan, ini juga dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi seperti kutuan, tungau, infeksi bakteri, infeksi jamur, atau alergi-alergi lain. Diperlukan serangkaian pemeriksaan secara bertahap untuk menentukan penyebab gejala kegatalan tersebut.


Food Trial adalah golden standard test untuk diagnostik alergi pakan. Tes ini melibatkan pemberian pakan khusus diet yang menggunakan protein alternatif yang terhidrolisis (hydrolyzed protein diet), atau novel-protein (komersial atau home made), dan tidak menggunakan bahan makanan umum. Rangkaian percobaan tersebut harus dilakukan 2 bulan diikuti dengan terapi gatal yang diresepkan secara berkala. Dalam masa eleminasi, kucing HANYA memakan pakan diet yang direkomendasikan dokter. SANGAT PENTING untuk tidak memberikan pakan lain, suplementasi, treat atau snack, atau produk apapun selama masa tersebut.


Jika gejala alergi pada hewan mulai membaik atau pulih selama food trial, tahap selanjutnya adalah food challenge yaitu kembali memberi pakan yang lama biasa ia makan. Jika gejala sebelumnya muncul kembali dalam satu minggu, hewan kamu secara definitif terdiagnosis Food Allergy.


Alergi tidak dapat disembuhkan, namun dapat dihindari pemicunya dengan cara manajerial pakan khusus bagi si Kecil. Sekali kucing terdiagnosis alergi pakan, dokter akan memberikan rekomendasi diet khusus seperti Hypoallergic atau Anallergic Food untuk waktu yang lama. Dengan kerjasama Pawrents dan Dokter Hewan yang kooperatif, dan kontrol diet secara baik, prognosis dan tingkat kepulihan hewan dengan alergi pakan secara tipikal bagus.


 

*www.vcahospitals.com

Author: Drh Gusnanda Maori

Editor: Drh Mahardhiko Widodo

82 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

تعليقات


bottom of page